Demensia adalah kumpulan
gejala klinik yang disebabkan oleh berbagai latar belakang penyakit
dan ditandai oleh hilangnya memori jangka pendek, gangguan global fungsi
mental, termasuk fungsi bahasa,mundurnya kemampuan berpikir abstrak,
kesulitan merawat diri sendiri, perubahan perilaku, emosi labil, dan hilangnya pengenalan waktu dan tempat, tanpa adanya gangguan tingkat kesadaran atau situasi stress, sehingga menimbulkan gangguan dalam pekerjaan, aktifitas harian dan sosial. Demensia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan dan sebagian diantaranya bersifat reversible.
kesulitan merawat diri sendiri, perubahan perilaku, emosi labil, dan hilangnya pengenalan waktu dan tempat, tanpa adanya gangguan tingkat kesadaran atau situasi stress, sehingga menimbulkan gangguan dalam pekerjaan, aktifitas harian dan sosial. Demensia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan dan sebagian diantaranya bersifat reversible.
Demensia dapat terjadi
karena berbagai proses di otak, diantaranya: gangguan serebrovaskuler, infeksi
susunan saraf pusat (SPP), defisiensi vitamin, gangguan metabolik, maupun
proses penuaan yang abnormal. Sebagian besar penyebab ini ditemukan pada usia
lanjut.
Peningkatan usia harapan
hidup di Indonesia akan meningkatkan jumlah penduduk usia lanjut. Pada tahun
2000 jumlah penduduk usia lanjut mencapai 7,28%. Jumlah ini akan
terus meningkat dan pada tahun 2020 diproyeksikan jumlah lansia akan
mencapai 11,34%. Perlu diwaspadai adanya peningkatan penyakit yang berhubungan
dengan proses degenerative, diantaranya demensia, yang gejalanya akan tidak
dapat hidup mandiri dan akan menjadi beban keluarga , masyarakat dan Negara.
Proses penuaan otak abnormal merupakan bagian dari proses degenerasi pada
seluruh organ tubuh. Hal ini akan menimbulkan berbagai gangguan neuropsikologis
dan masalah yag terbesar adalah demensia. Prevalensi demensia diperkirakan
sekitar 15% pada penduduk berusia lebih dari 65 tahun.
Pada saat ini perhatian
dan pengetahuan masyarakat akan demensia masih sangat kurang. Demensia dianggap
sebagai bagian dari proses menua yang wajar. Penderita baru dibawa berobat pada
stadium lanjut dimana sudah terjadi gangguan kognisi yang berat dan ganggun
perilaku sehingga penatalaksanaannya tidak memberikan hasil memuaskan.
Diagnosis demensia perlu
ditegakkan secara dini dan dibedakan berdasarkan etilogi, usia awitan, dan
gambaran klinisnya. Penatalaksanaan pada stadium dini, baik secara farmakologis
maupun nonfarmakologis, dapat menyembuhkan atau memperlambat progesivitas
penyakit, sehingga penderita tetap mempunyai kualitas hidup yang baik.
JENIS-JENIS
DEMENSIA
Berdasarkan penyebab
dibagi 2 :
Reversible
Demensia vaskuler
Demensia akibat hidrosefalus
Demensia akibat kelainan psikiatri
Demensia akibat penyakit umum berat
Demensia akibat intoksikasi
Demensia akibat defisiensi vit B12.
Demensia akibat gangguan penyakit metabolic misalnya hipertiroidi/ hipotiroidi.
Ireversible
Demensia Alzheimer
Demensia akibat infeksi(HIV)
Demensia akibat trauma kapitis
Demensia akibat penyakit Parkinson
Demensia akibat penyakit Hutington
Demensia akibat penyakit Pick
Demensia akibat penyakit Creutzfeld Jacob
Frekuensi demensia yang
tertinggi adalah demensia Alzheimer yang meliputi 50-55% dari seluruh demensia.
Namun beberapa laporan penelitian di Asia , diantaranya Singapura, Jepang, dan
India menunjukkan frekuensi demensia vaskuler lebih tinggi dari
demensia Alzheimer.
DEFINISI
Penyakit Alzheimer
merupakan salah satu bentuk demensia yang paling sering ditemukan di klinik.
Demensia adalah gejala kerusakan otak yang mengganggu kemampuan seseorang untuk
berpikir, daya ingat, dan fungsi berbahasa. Hal tersebut membuat pasien
demensia kesulitan untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Penyakit Alzheimer
paling sering ditemukan pada orang tua berusia sekitar 65 thn ke atas.
PENYEBAB
Otak merupakan organ yang
sangat kompleks. Di otak terdapat area-area yang mengurus fungsi tertentu,
misalnya bagian depan berkaitan dengan fungsi luhur seperti daya ingat, proses
berpikir dsb, otak bagian belakang berkaitan dengan fungsi penglihatan dan sebagainya.
Dari hasil riset yang dilakukan, diketahui bahwa penyakit Alzheimer terjadi
kehilangan sel saraf di otak di area yang berkaitan dengan fungsi daya ingat,
kemampuan berpikir serta kamampuan mental lainnya. Keadaan ini diperburuk
dengan penurunan zat neurotransmitter, yang berfungsi untuk menyampaikan sinyal
antara satu sel otak ke sel otak yang lain. Kondisi abnormal tersebut menjadi
penyebab mengapa pada penyakit Alzheimer fungsi otak untuk berpikir dan
mengingat mengalami kemacetan.
GEJALA
Setiap orang pasti pernah
lupa akan suatu hal. Keadaan tersebut normal, bila kita lupa akan hal-hal yang
jarang kita lihat. Namun apabila kita lupa akan nama benda atau orang yang
berada di sekitar kita, hal tersebut bukan hal yang normal.
Gejala-gejala Demensia
Alzheimer sendiri meliputi gejala ringan sampai berat, tanda-tanda adanya
Demensia Alzheimer adalah :
- Gangguan memori yang memengaruhi keterampilan pekerjaan, seperti ; lupa meletakkan kunci mobil, mengambil baki uang, lupa nomor telepon atau kardus obat yang biasa dimakan, lupa mencampurkan gula dalam minuman, garam dalam masakan atau cara-cara mengaduk air.
- Kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan seperti; tidak mampu melakukan perra asas seperti menguruskan diri sendiri.
- Kesulitan bicara dan berbahasa.
- Disorientasi waktu , tempat dan orang seperi; keliru dengan keadaan sekitar rumah, tidk tahu membeli barang di kedai, tidak mengenali rekan-rekan atau anggota keluarga terdekat.
- Kesulitan mengambil keputusan yang tepat.
- Kesulitan berpikir abstrak, seperti; orang yang sakit juga mendengar suara atau bisikan halus dan melihat bayangan menakutkan.
- Salah meletakkan barang.
- Perubahan mood dan perilaku, seperti; menjadi agresif, cepat marah dan kehilangan minat untuk berinteraksi atau hobi yang pernah diminatinya
- Perubahan kepribadiann, seperti; menjerit, terpekik dan mengikut perawat ke mana saja walaupun ke WC.
- Hilangnya minat dan inisiatif.
ORANG-ORANG
YANG BERESIKO
Pengidap hipertensi yang
usia 40 tahun ke atas.
Pengidap kencing manis
Kurang berolahraga
Tingkat kolesterol yang
tinggi.
Faktor keturunan-
mempunyai keluarga yang mengidap penyakit ini pada usia 50-an.
PENGOBATAN
Sampai saat ini belum ada
pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit Alzheimer. Obat-obatan yang ada bersifat
memperlambat progresivitas penyakit. Karena penyakit Alzheimer bersifat kronis
dan semakin lama pasien semakin tergantung pada orang lain, maka sangat
diperlukan kesabaran dari keluarga atau orang yang merawatnya.
Pengertian dan kesabaran dari orang-orang di sekitarnya membuat memperlambat
perkembangan penyakit. Obat-obatan yang saat ini dipergunakan di bidang
medis adalah penghambat asetilkolinesterase seperti:
Donepezil adalah obat
yang diminum secara oral untuk mengobati penyakit Alzheimer taraf ringan hingga
sedang. Donepezil tersedia dalam bentuk tablet oral. Biasanya diminum satu kali
sehari sebelum tidur, sebelum atau sesudah makan dengan dosis rendah pada
awalnya lalu ditingkatkan setelah 4 hingga 6 minggu.
Rivastigmine adalah obat yang diminum
secara oral untuk mengobati penyakit Alzheimer taraf ringan hingga sedang.
Rivastigmine biasanya diberikan dua kali sehari setelah makan.
Karena efek sampingnya pada saluran cerna pada awal pengobatan, pengobatan
dengan rivastigmine umumnya dimulai dengan dosis rendah,
biasanya 1,5 mg dua kali sehari, dan secara
bertahap ditingkatkan tidak lebih dari 2 minggu.
Galantamine adalah obat
golongan inhibitor acetyl cholinesterase yang digunakan untuk pengobatan ringan
sampai sedang dan berbagai gangguan memori.
Memantine adalah obat yang
diminum secara oral unuk mengobati penyakit Alzheimer taraf sedang
hingga berat dengan mekanisme kerja yang berbeda dan unik dengan memperbaiki
proses sinyal Glutamat. Obat ini diawali dengan dosis rendah 5 mg
setiap minggu dilakukan selama 3 minggu untuk mencapai dosis optimal 20mg/
hari.
PENCEGAHAN
Para ilmuwan berhasil
mendeteksi beberapa faktor resiko penyebab Alzheimer, yaitu : usia
lebih dari 65 tahun, faktor keturunan, lingkungan yang terkontaminasi dengan
logam, rokok, pestisida, gelombang elektromagnetik , riwayat
trauma kepala yang berat, rokok,pestisida, gelombang
elektromagnetik, riwayat trauma kepala yang berat dn penggunaan terapi sulih hormon pada
wanita.
Dengan mengetahui faktor
resiko di atas dan hasil penelitian yang lain, dianjurkan beberapa cara untuk
penyakit Alzheimer, diantaranya yaitu :
Bergaya hidup sehat,
misalnya dengan rutin berolahraga, tidak merokok maupun mengkonsumsi alkohol.
Mengkonsumsi sayur dan
buah segar. Hal ini penting karena sayur dan buah segar mengandung antioksidan
yang berfungsi untuk mengikat radikal bebas. Radikal
bebas ini yang merusak sel-sel tubuh.
Menjaga kebugaran
mental adalah dengan tetap aktif membaca dan memperkaya
diri dengan berbagai pengetahuan.
Pengidap
Alzheimer yang terkenal :
Charles Bronson ( actor )
Winston Churchill ( Mantan Perdana Menteri Inggris)
Charlton Heston ( Aktor)
Ronald Reagen ( Aktor dan mantan Presiden Amerika Serikat)
Ratu Juliana dari Beland
Penyakit Alzheimer
sangat sulit didiagnosa dengan hanya berdasarkan gejala-gejala
klinik tanpa pemeriksaan penunjang lainnya
seperti neuropatologi, neuro psikologis, MRI, SPECT, PET. Sampai
saat ini penyebab pasti belum diketahui, tetapi faktor genetik sangat
menentukan sedang faktor lingkungan hanya sebagai pencetus
ekspresi genetik. Pengobatan Alzheimer sampai saat ini belum
mendapatkan hasil yang memuaskan, hanya bersifat simtomatik dan suportif untuk
menyenangkan penderita dan keluarganya saja.
Terima
kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar